Indonesia, Negara Pertama Asia Pasifik yang Terima Pengakuan Aksi Iklim Bank Dunia
“Program ini memberikan peluang bagi pemerintah, organisasi masyarakat sipil, sektor bisnis, dan masyarakat untuk bersama-sama melindungi hutan Indonesia, dan menjadi pengakuan atas keberhasilan Indonesia dalam mengurangi deforestasi dan degradasi hutan," sambung Siti Nurbaya.
Menteri Siti menambahkan hal itu merupakan langkah awal untuk mengelola hutan Indonesia secara berkelanjutan untuk mencapai target pengurangan emisi yang
ditetapkan dalam Perjanjian Paris, mengatasi dampak perubahan iklim, dan menempatkan Indonesia di jalur pembangunan hijau.
"Pengurangan emisi di Kalimantan Timur berhasil dicapai melalui beberapa perubahan kebijakan, termasuk peningkatan tata kelola dan pemantauan hutan, restorasi ekosistem seperti pada lahan gambut dan mangrove, moratorium secara permanen untuk konversi lahan gambut dan hutan primer, program-program untuk memberikan kejelasan terkait kepemilikan lahan, dan mendorong penghidupan bagi masyarakat pedesaan melalui program perhutanan sosial pemerintah dan kemitraan di sekitar kawasan konservasi,” jelas Siti Nurbaya.
Pada kesempatan yang sama Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor mengatakan bahwa masyarakat adalah jantung dari pengelolaan lahan dan hutan yang berkelanjutan.
Dengan adanya pengakuan kinerja ini, Isran akan memastikan bahwa semua pihak mendapatkan manfaat, terutama masyarakat setempat, termasuk masyarakat adat.
"Termasuk mata pencaharian yang lebih baik, hutan yang lebih sehat, dan masyarakat yang lebih tahan terhadap dampak perubahan iklim. Kami
juga berharap bahwa program ini akan menarik sumber pembiayaan lain karena kami berkomitmen untuk mengurangi emisi GRK dari deforestasi dan degradasi hutan dalam jangka panjang," tegas Isran Noor.
Sebelumnya Indonesia juga telah menerima pengakuan dari Norwegia dalam bentuk Result Base Payment atau kontribusi tahap pertama berbasis hasil sebesar 56 juta Dollar AS yang akan diarahkan untuk mendukung implementasi berkelanjutan Rencana Operasional FOLU Net Sink 2030 Indonesia.
Kontribusi tahap pertama berbasis hasil ini adalah untuk pengurangan emisi yang telah diverifikasi secara independen sebesar 11,2 juta ton dari pengurangan deforestasi dan degradasi hutan Indonesia pada tahun 2016/2017.