Ini Jadinya Bila Kapal di Relief Candi Borobudur itu Dilayarkan...
Putu yang ketika itu berusia 33 tahun datang langsung mengecek ke lokasi, saat kapal dibuat.
"Tempatnya jauh. Dari Jawa nyeberang pulau. Jalan kaki, naik kapal lagi, baru sampai," Putu bernostalgia kepada JPNN.com, baru-baru ini.
Perahu bercadik dibuat di Pulau Pagerungan Kecil, Sumenep, Madura.
Putu jumpa dengan pembuat kapal itu. "Namanya Pak Asaad. Sudah almarhum," kenangnya.
Assad Abdullah al-Madani. Pamornya sebagai pembuat perahu tradisional Indonesia tak diragukan lagi.
Asaad dan kawan-kawan membangun perahu itu sebagaimana cara-cara yang dipakai nenek moyang dulu.
Seluruhnya kayu. Tanpa sebatang pun paku, tak sedikit pun besi.
Cadik ganda dan poros penggulung layar dari bambu. Tali temalinya dari sabut kelapa, serat nanas dan ijuk. Layarnya pakai kain tetoron.