Ini Jadinya Bila Kapal di Relief Candi Borobudur itu Dilayarkan...
Begitu melihat kapalnya, Putu terkesiap. "Ini pak? Tak ada mesinnya?"
Putu tak surut. Dicobanya melayarkan. Bolak-balik ke Banyuwangi, Bali, lalu ke Jawa lagi.
"Sambil belajar lagi menggunakan layar tradisional. Biasanya kan saya bawa kapal layar modern," tuturnya.
Akhirnya, untuk membuktikan jiwa kebaharian nenek moyang orang Indonesia, Putu menyabung nyawa menakhodai perahu bercadik ke Pantai Barat Afrika. Meniti Jalur Kayu Manis. Jalur perdagangan nenek moyang orang Indonesia di zaman baheula.
Perahu perwujudan dari relief Candi Borobudur itu pun berlayar mengelilingi separuh dunia. Dan, pelayaran itu merubah kehidupan Putu.
Dia masuk Islam setelah mendengar suara ghaib, ketika diayun badai di pertemuan samudera Hindia dan Atlantik. --bersambung (wow/jpnn)