Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Ini Perbedaan Biaya Produksi Beras Skala Kecil vs PT. IBU

Jumat, 28 Juli 2017 – 16:01 WIB
Ini Perbedaan Biaya Produksi Beras Skala Kecil vs PT. IBU - JPNN.COM
Beras. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Polemik penggerebakan gudang beras milik PT Indo Beras Unggul (IBU) di Bekasi, Jumat (21/7/2017) dini hari oleh Satgas Pangan jangan dilihat secara parsial, sehingga menimbulkan polemik seperti beberapa hari terakhir.

Anggota Masyarakat Agribisnis dan Agroindustri Indonesia (MAI), Sidi Asmono menegaskan secara teoritis, perusahaan sekelas PT IBU dengan teknologi modern, semestinya mampu memproduksi beras lebih efisien.

Teknologi canggih mampu memproduksi jauh lebih banyak, lebih berkualitas dan biaya dapat ditekan minimum sehingga lebih efisien dibandingkan yang lain.

Informasi yang diperoleh menyebutkan untuk menjual beras premium PT IBU mengeluarkan biaya produksi 10 persen.

"Biaya produksi 10 persen ini bila dihitung dari biaya 10 persen dari output harga jual label cap ayam jago di Supermarket Rp 20.000 per kg berarti biaya produksinya Rp 2.000 per kg. Apakah ini efisien dan masuk akal untuk memproduksi beras diperlukan biaya sebanyak itu?. Sedangkan bila biaya 10 persen dihitung dari input, harga jual beras petani Rp 7.300 per kg, maka biaya produksi Rp 730 per kg dan bila dijual Rp 20.000 per kg. Apakah harga jual ini wajar?," tegasnya.

Menurut Sidi, beras premium "hasil racikan" seolah menjadi mahal, karena proses pencampuran berasnya dengan posisi ketersedian beras yang tidak sama.

Sebenarnya disparitas harga gabah antar jenis padi yang menjadi bahan racikan hanya Rp.500 – Rp 1.000,- per kg gabah kering panen (GKP) dan cara meracikpun tidak perlu canggih, hanya butuh keterampilan saja.

Rasa beras hasil racikan memang lebih enak dan harga tidak terlalu jauh dibandingkan harga beras "monovalen" (beras non racikan).

"Beras "racikan" premium masih wajar bila dihargai Rp 10.000 hingga Rp 11.000 per kg dan terasa mahal bila dijual sampai Rp 20 ribuan. Mengapa ada perusahaan menjual beras premium “racikan” dengan harga tinggi misal Rp 20.000 per kg. Itulah improvisasi tata niaga, tapi ingat meraup untung tidak wajar adalah tidak bermoral. Apalagi ini beras merupakan barang pokok dan strategis yang menguasai hajat hidup orang banyak," ujarnya.

Polemik penggerebakan gudang beras milik PT Indo Beras Unggul (IBU) di Bekasi, Jumat (21/7/2017) dini hari oleh Satgas Pangan jangan dilihat secara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close