Integritas dan Kejujuran Luntur Jadi Kelemahan Indonesia
Sementara itu, Buya Syafii Maarif menilai Suhardi merupakan sosok yang istimewa dan memiliki dedikasi yang tinggi terhadap masalah bangsa.
“Sekarang dia (Suhardi Alius) menjadi guru di mana-mana, diminta di Turki, Australia, Amerika, Jerman untuk mengajarkan bagaimana cara menanggulangi terorisme. Walaupun masih ada juga teror tapi sudah jauh berkurang,” kata mantan ketua umum PP Muhamadiyah ini.
Menurut Buya, terorisme bermula dari berbagai masalah. Salah satunya dari keadilan sosial karena ketimpangan.
Selain itu, terorisme muncul karena adanya ideologi-ideologi ‘rongsokan’ yang datang dari luar.
“Arabisme ada yang positif. Yang negatif ya kelompok-kelompok garis keras. Ada ISIS, Bokoharam dan sebagainya. Nah, negara Barat tidak paham masalah seperti ini. Namun, Suhardi Alius bisa memahami ini. Ini kelebihan Suhardi Alius sehingga dia menjadi konsultan di muka bumi ini mengajarkan kepada negara barat bagaimana cara mengatasi terorisme. Tentunya ini luar biasa,” ujar Buya.
Di sisi lain, Dedi Mahardi sendiri mengaku dirinya mendapatkan berbagai masukan dari berbagai tokoh bangsa lainnya bahwa negeri ini tuna teladan untuk memunculkan orang-orang baik.
“Ini agar anak bangsa dan generasi ke depan itu menyadari bahwa bangsa ini harus dibangun dengan kejujuran, kebaikan dan dengan integritas. Bukan lagi dengan kepalsuan. Setelah melalui berbagai penialaian dari berbagai tokoh, akhinya muncul nama Pak Suhardi Alius di ranking pertama,” katanya.
Sementara itu, Suhardi mengaku kaget karena tidak pernah berpikir ada orang yang menulis tentang dirinya.