Jakarta E-Prix, Adu Cepat untuk Ikhtiar Mengampanyekan Udara Sehat
“Jadi, kami ingin udara kita ini bersih, sehat. Nanti ke depan menggunakan mobil listrik, karena di dunia ini salah satu sumbangsih terbesar polusi udara adalah melalui kendaraan,” ucap Riza.
Senior Sustainability Manager FIA Formula E Iona Neilson menyatakan adu kecepatan mobil listrik itu merupakan ajang balap otomotif pertama di dunia yang berprinsip zero emission (bebas emisi). Oleh karena itu, Formula E menjadi ajang mengampanyekan kendaraan listrik untuk meningkatkan kualitas udara.
“Formula E bisa menjadi platform yang sangat baik untuk meningkatkan kesadaran soal keberlanjutan dan energi terbarukan kepada para penonton dan para penggemar,” tutur Iona.
Penyelenggara Formula E pun sangat detail soal bagaimana menjaga lingkungan. Misalnya, Federation Internationale de l'Automobile (FIA) Formula E berkomitmen tak lagi menjual makanan dengan pembungkus berbahan stirofoam, serta menghindari penggunaan botol plastik.
Soal pembangunan sirkuit pun FIA Formula E punya standar tinggi demi menjaga lingkungan. Perusahaan yang bermarkas di London, Inggris, itu tak mau menebang pohon dalam pembangunan sirkuit, tetapi memindahkannya.
”Ini berbeda dengan balapan konvensional yang hanya sekadar adu kecepatan atau mengedepankan performance, yang cenderung membuang-buang energi mesin. Formula E ini adalah future dari motorsport. Ini green motorsports,” kata Iona.
Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin mengakui Formula E di Ancol menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran tentang sustainability. Menurut dia, Jakarta E-Prix 2022 adalah salah satu kampanye mengontrol gas buang.
“Kendaraan listrik merupakan langkah konkret untuk mengurangi beban emisi. Kendaraan bermotor adalah salah satu penyumbang kontribusi terbesar untuk emisi gas buang yang tidak ramah lingkungan di kota-kota besar,” ucap Ahmad.