Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Jangan Abaikan Sarapan Saat Puasa Intermiten

Kamis, 29 November 2018 – 04:51 WIB
Jangan Abaikan Sarapan Saat Puasa Intermiten - JPNN.COM
Puasa. Foto:Nu.or.id

jpnn.com - Apakah Anda tahu puasa intermiten atau intermittent fasting? Itu adalah metode pengaturan pola makan dengan cara berpuasa selama beberapa waktu. Biasanya orang-orang yang menjalani metode pengaturan makan ini kerap melewatkan sarapan. Apakah tidak makan pagi saat melakukan puasa intermiten bermanfaat bagi tubuh?

Seperti namanya, Anda tidak harus menghapus daftar makanan yang Anda suka demi mendapatkan badan dengan berat ideal. Anda hanya perlu mengatur kapan waktu makan dan kapan saatnya berpuasa. Tidak perlu juga mencoret makanan tinggi karbohidrat dan tinggi lemak untuk menjalani diet ini.

Berbeda dengan diet lainnya, metode puasa intermiten biasanya mengacu pada waktu makan 16 jam sekali atau yang paling ekstrem adalah 24 jam. Dalam metode 16 jam, dr. Devia Irine Putri dari KlikDokter menyebut cara ini cukup mudah dilakukan. Anda harus membagi waktu 16 jam berpuasa dan 8 jam makan.

Misalnya, jika terakhir makan malam pukul 18.00 maka Anda diperbolehkan makan kembali pada pukul 10.00 keesokan harinya, kemudian dilanjutkan dengan berpuasa hingga 16 jam ke depan.

Sementara itu, untuk metode 24 jam, Anda berarti berpuasa 24 jam penuh, tapi ini hanya dilakukan 1-2 kali dalam seminggu. Sebagai contoh, jika Anda terakhir makan 18.00 maka Anda kembali boleh makan pada 18.00 keesokan harinya.

Manfaat puasa intermiten untuk turunkan berat badan

Puasa intermiten sangat ampuh untuk menurunkan berat badan karena membuat Anda makan lebih sedikit. Puasa intermiten memaksa Anda mengurangi asupan kalori harian secara otomatis. Selain itu, intermittent fasting juga mengubah kadar hormon untuk memfasilitasi penurunan berat badan.

Puasa intermiten juga menurunkan insulin dan meningkatkan kadar hormon pertumbuhan. Jenis metode pengaturan makan ini dapat meningkatkan pelepasan hormon pembakar lemak norepinefrin (noradrenalin). Karena perubahan hormon ini, puasa jangka pendek dapat menaikkan tingkat metabolisme Anda sebesar 3,6 hingga 14 persen.

Untuk metode 24 jam, Anda berarti berpuasa 24 jam penuh, tapi ini hanya dilakukan 1-2 kali dalam seminggu.

Sumber klikdokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close