Jelang Ramadan, Pemerintah Diminta Perbaiki Tata Kelola Pangan
jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah harus serius menyikapi kenaikan harga komoditas pangan menjelang bulan Suci Ramadan.
Oleh karena itu, pemerintah perlu segera memperbaiki tata kelola dari sisi ketersediaan, distribusi, hingga stabilitas harga pangan.
“Kami menilai tren kenaikan harga komoditas pangan menjelang Ramadan sudah cukup mengkhawatirkan. Salah satunya belum tuntasnya persoalan minyak goreng di mana di beberapa wilayah masyarakat masih antre untuk mendapatkan minyak goreng curah, seperti di Yogyakarta dan Aceh,” ujar Ketua Fraksi PKB DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal saat membuka Forum Group Discussion (FGD) bertajuk Darurat Pangan Nasional di Tengah Ketidakpastian Global, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (28/3/2021).
Dia menjelaskan menjelang bulan suci Ramadan dan menyambut hari raya Idulfitri tahun 2022 harga beberapa kebutuhan pokok atau sembako mulai merambat naik. Jika diperhatikan kenaikan harga ini merupakan fenomena yang berulang setiap tahun.
“Karena rutin terjadi tiap tahun, seharusnya itu dapat diantisipasi oleh pemerintah baik terkait ketersediaan maupun distribusinya,” kata Cucun.
Cucun mengatakan ada sembilan komoditas pangan yang harus diperhatikan selama Ramadan dan Idul Fitri. Kesembilan komoditas tersebut di antaranya adalah beras, jagung, kedelai, gula, telor, daging, bawang, cabai, dan minyak goreng.
“Saat ini hampir semua komoditas tersebut mengalami kenaikan harga, padahal daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih akibat dampak pandemi dua tahun terakhir,” katanya.
Pemerintah, kata Cucun berulangkali menegaskan jika ketersediaan komoditas pangan hingga saat ini aman. Kendati demikian ketersediaan tersebut tidak akan banyak berarti jika ada persoalan pada sistem distribusi.