Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Jokowho?

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Kamis, 09 September 2021 – 14:03 WIB
Jokowho? - JPNN.COM
Presiden Joko Widodo dan Presiden AS Joe Biden. Foto: Twitter/jokowi

Meski begitu, orang itu dianggap tidak eksis, karena mungkin dianggap tidak kompeten dalam mengatasi berbagai persoalan.

Karena itu keberadaannya tidak dikenali orang. Keberadaannya dianggap tidak ada. Eksistensinya dianggap non-eksisten. Dalam istilah pesantren disebut ‘’wujuduhu ka adamihi’’, adanya sama dengan ketiadaannya.

Penyebutan Jokowho memang ada unsur degradasi di dalamnya. Namun, hal itu sudah dianggap lazim dalam tradisi humor Barat. Tradisi itu menjadi tradisi humor politik yang dipakai secara luas untuk mengkritik seseorang yang terkenal tetapi tidak dikenal.

Kalau orang Amerika menyebut ‘’Joe Who?’’, itu artinya dia meledek seseorang yang punya nama Joe. Semua orang tahu bahwa Joe adalah nama depan presiden Amerika Serikat.

Nama belakangnya adalah Biden. Dengan menyebut Joe saja sebenarnya orang sudah tahu bahwa yang dimaksud adalah Joe Biden. Namun, ketika orang menyebut Joe Who, tentu maksudnya meledek dan mempertanyakan eksistensi Joe sang presiden.

Ketika sekarang Joe Biden dianggap kurang kompeten dalam menangani krisis Afghanistan, banyak orang yang mengkritiknya. Dia dianggap lari dari tanggung jawab, termasuk lari dari pers. Biasanya seorang politisi Amerika akan selalu tangkas dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan tajam media.

Namun, dalam kasus Afghanistan ini Joe Biden sering menghindar dari media. Karena itu kalau ada judul berita ‘’Joe Who’’, maka itu adalah wujud kejengkelan media terhadap Joe yang dianggap tidak eksis.

Berita di The Economist edisi Singapura itu punya judul menohok ‘’Jokowho? Indonesia’s Presiden Promised Reform, Yet It Is He Who Has Changed’’ (Joko Siapa? Presiden Indonesia Menjanjikan Perubahan, Tetapi Ternyata Dia Sendiri yang Berbubah).

The Economist, penerbit yang sangat bergengsi, pada edisi akhir Agustus memelesetkan nama Jokowi menjadi Jokowho.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close