Kakak Sofwati
Oleh: Dahlan IskanSaya tidak pernah lupa kata-katanyi itu.
Tidak banyak lagi yang saya tahu tentang kakak saya itu. Begitu jarang bertemu. Saya asyik dengan masa kanak-kanak saya sendiri: sebagai penggembala kambing.
Begitu tamat madrasah Aliyah (setingkat SMA) saya menyusul kakak sulung ke Samarinda. Putuslah hubungan dengan kakak kedua itu.
Dari kakak sulung saya mendengar Mbak Sofwati kawin dengan Mas Husein.
Di Samarinda, saya kian terlibat di organisasi ekstra kampus. Ups, tidak saya sangka kakak kirim dokumen tebal lewat pos. Tumben.
Saya buka kiriman itu. Isinya: materi pendidikan yang baru dia ikuti: pendidikan pers Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia (IPMI). Saya disuruh masuk IPMI.
Diam-diam saya memang mengagumi kecerdasan dan keaktifan kakak saya itu. Saya pun bergabung ke IPMI. Lalu magang di media milik aktivis IPMI Samarinda, Alwi Alaydrus - -sekarang jadi ulama di Kaltim.
Suatu saat saya naik kapal laut: ikut pendidikan aktivis di Jawa. Sekalian mampir kampung, satu hari.