Kakak Sofwati
Oleh: Dahlan IskanKelak, lebih 30 tahun kemudian, saya ke Jambi. Bikin perusahaan di Jambi. Kepada teman-teman di Jambi saya ceritakan: saya punya kakak yang dimakamkan di Jambi. Tapi saya tidak tahu di mana.
"Suaminyi bernama Husein Roni. Pegawai kantor agama," kata saya. Tidak ada informasi lain lebih dari itu.
Ajaib. Teman-teman bisa menemukan makam kakak saya: di pinggir jalan besar menuju ke Bandara Jambi. Dalam kunjungan berikutnya ke Jambi, saya ziarah ke makam kakak saya itu.
Mas Husein sendiri –minggu lalu saya baru tahu– tidak lama di Jambi. Setelah kakak meninggal ia minta pindah tugas ke kampung halamannya di OKU. Ia pulang kampung dengan anak tunggalnya yang baru berumur 3 tahun.
Sampai puluhan tahun berikutnya kami tidak berhubungan lagi dengan Mas Husein. Dari Dik Udin, saya dengar Andi menghilang dari rumah orang tua di OKU. Adik saya tahu itu.
Mas Husein menghubungi adik: apakah Andi yang masih remaja kecil itu lari ke Magetan. Tidak.
Pekan lalu, ketika saya diundang makan malam di rumah bupati OKU, saya kaget. Senang. Seorang staf protokol bupati berbisik ke saya: "Pak Husein, ipar bapak, mau bertemu".
"Anda tahu beliau? Tinggal di kota ini?" tanya saya.