Kapolres Solok Kota Diganti, Warga Gelar Aksi Simpati
Selain itu, ini juga bentuk dukungan moril terhadap AKBP Susmelawati Rosya yang dicopot dari jabatan Kapolres Solok Kota, yang disebut-sebut karena dinilai tidak tegas menindak pelaku yang diduga persekusi terhadap seorang dokter RSUD Solok, Fiera Lovita.
Fiera ketika itu mengaku diintimidasi dan diancam oleh salah satu ormas setelah menulis status di media sosial yang dinilai menghina salah seorang ulama, Selasa (22/5) lalu.
Namun, masalahnya dengan sejumlah ormas Islam terkait sudah selesai hingga penandatanganan surat perjanjian, berikut Ketua FPI Kota Solok, Erman Jamal, IKADI Ustad Syofyan, Ketua FMPI, Amawardi, GMPI Ade Merta, pada Selasa (23/5).
Langkah penyelesaian ketika itu difasilitasi Kapolsekta Solok Kota Kompol Darto, Dirut RSUD Solok hingga masalah sudah dinyatakan habis sampai di situ. Mereka pun saling bermaafan.
Akan tetapi, berselang dua hari Fiera Lovita dikabarkan ke Jakarta. Sesampai di Jakarta, 29 Mei lalu, muncul reaksi baru, Fiera Lovita kembali menceritakan kisahnya dan muncul di sejumlah media nasional.
Beberapa hari kemudian, Kapolres Solok Kota, AKBP Susmelawati dimutasi dari jabatannya.
Ramadhani Kirana Putra, orator dalam aksi simpatik di Kota Solok kemarin menyebutkan, pihaknya sangat tidak terima Kota Solok disebut tidak aman, masyarakatnya suka membuli dan dipenuhi orang ormas tertentu.
Padahal, Kota Solok merupakan negeri yang aman, bersahabat, serta terbuka bagi siapa saja tanpa membedakan ras dan golongan.