Kasus e - KTP Mencuat, Awas Pemilu Dicurangi
Menurut Said, di pemilu nanti e-KTP tak hanya bisa digunakan untuk memilih capres-cawapres. Tapi juga memilih caleg. Karena pileg dan pilpres digelar serentak.
Artinya, jika dirancang salah satu kubu koalisi, maka parpol-parpol yang tergabung dalam koalisi itu tentu tak rela hasil kecurangan hanya dinikmati salah satu parpol.
"Kalau mau curang bareng-bareng, semuanya tentu akan menuntut manfaat yang sama atas praktik manipulatif itu. Logikanya kan begitu. Tapi itu tidak mungkin diwujudkan," katanya.
Apalagi, kata Said kemudian, di pileg tidak ada lagi asas kolegalitas, yang ada semangat rivalitas. Tidak ada lagi cerita koalisi, yang ada spirit berkompetisi. Masing-masing parpol akan saling berebut suara.
Dalam konteks inilah Said meragukan ada skenario kecurangan yang dirancang secara kolektif oleh koalisi parpol pendukung capres-cawapres tertentu, terkait permasalahan e-KTP.
"Tapi, seandainya benar ada pihak yang sedang merancang kecurangan pemilu melalui manipulasi e-KTP, dugaan saya tidak dilakukan koalisi parpol, tapi dapat saja dilakukan kelompok tertentu," tuturnya.
Meski demikian, Said menegaskan pandangannya baru sebatas asumsi. Karena masih banyak kemungkinan lain, termasuk memang tidak ada skenario kecurangan apa pun dari kisruh e-KTP.
"Untuk mengungkap benar-tidaknya ada rencana kecurangan pemilu, saya mendorong DPR memajukan hak angket melalui pembentukan panitia khusus," ucapnya.