Kasus Pembunuhan di Sampang Dipicu Soal Pilihan Politik
jpnn.com, JAKARTA - Kasus penembakan di Dusun Pandian, Tamberu Timur, Sokobanah, Sampang, Jawa Timur, menjadi perhatian masyarakat. Pasalnya insiden yang menewaskan tukang gigi bernama Subaidi, itu bermula dari saling perselisihan di media sosial.
Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, pembunuhan yang dilakukan Idris alias Andika Bin Misnadin, yang berprofesi sebagai jurnalis itu, dipicu perbedaan soal pilihan politik.
“Korban ditembak dengan senjata api rakitan di dada kiri bawah hingga menembus pinggang kanan bawah,” terang dia di Jakarta, Rabu (29/11)
Dia menuturkan, pelaku tega membunuh karena sakit hati. Pasalnya, korban mengupload video di Facebook dan dengan kata-kata kasar hingga mengancam akan membunuh tersangka.
Mulanya, pada akhir Oktober lalu, seorang lelaki bernama Ustaz Bahrud yang berasal dari Dusun Sokobanah dan mengaku perwakilan dari FPI datang ke rumah tersangka. Bahrud ke rumah tersangka untuk mengklarifikasi dengan membawa tiga lembar kertas yang berisi screnshoot postingan di dalam media sosial Facebook milik Habib Bahar.
Dalam akun FB itu Bahar sedang memegang senjata tajam jenis samurai dan berkata “siapa pendukung Jokowi yang ingin merasakan pedang ini. "Pernyataan itu kemudian dibalas akun tersangka yakni Idris Afandi Afandi yang ingin merasakan tajamnya pedang itu.
Keesokan harinya, tersangka ditelepon kakak ipar tersangka yang bernama Farida dan mengatakan bahwa di Facebook ada unggahan video tersangka saat diklarifikasi oleh Bahrud.
Adapun yang mengunggah adalah Ahmad Alfateh dengan disertai kalimat, ini dia orang yang mau melawan Habib Bahar, ketakutan sampai kencing di celana saat didatangi FPI, saya tahu siapa kamu Idris dan kapan saja saya ketemu kamu akan saya bunuh kamu, cuma jadi LSM t** kamu itu jangan sok jago."