Kaum Difabel “Dilarang” Tinggal di Kutai Timur
Begitu pun dengan bibir sumbing dan katarak, semua akan dioperasi.
“Jadi kami sudah minta kecamatan untuk mendata semua permasalahan yang dihadapi warga. Salah satunya masalah warga yang terkena musibah cacat. Saat ini memang sudah ada datanya, tetapi belum valid. Makanya, perlu dimutakhirkan kembali,” kata Ernata.
Namun, pengobatan tidak bisa dilakukan secara langsung melainkan bertahap. Alasannya, karena keterbatasan anggaran yang dimiliki Dissos Kutim.
Pihaknya akan melibatkan orang ketiga untuk menyukseskan bantuan tersebut.
“Sebenarnya kami ada anggarannya. Karena saat ini lagi defisit, maka anggaran kami sangat minim. Tetapi, kami tidak putus asa, ada tidaknya anggaran, kami harus kerja. Salah satunya, adanya melibatkan pihak ketiga seperti perusahaan. Jadi akan dilakukan secara bertahap. Mudah-mudahan saja semuanya dapat terbantu,” harapnya. (dy)