Keberhasilan Jepang Menurunkan Penularan COVID-19 Bikin Pakar Kesehatan Bingung
Hiroshi Nishiura, seorang pakar penyakit menular yang juga penasehat pemerintah mengatakan kenaikan kasus COVID-19 terjadi karena meningkatnya pergerakan warga karena liburan musim panas.
"Selama musim liburan ini, kita bertemu dengan orang yang sebelumnya jarang kita temui, juga kemungkinan kita akan makan bersama orang lain secara tatap muka," kata Dr Nishiura dari Kyoto University kepada Reuters.
Seorang guru bahasa Inggris, Megumi Takahashi, yang tinggal di Fujisawa sekitar 47 kilometer dari ibu kota Tokyo mengatakan pembatasan yang diberlakukan di negaranya kadang membingungkan.
Jepang tidak mengeluarkan pembatasan secara nasional juga tidak menerapkan 'lockdown', karena kebebasan pribadi di Jepang sangatlah penting.
Pemerintah hanya mengeluarkan arahan seberapa banyak orang yang bisa makan di restoran, serta jam berapa restoran bisa buka dan tutup.
"Mereka seperti memohon kepada warga namun tidak ada hukuman bagi yang melakukan pelanggaran," kata Megumi.
Strategi vaksin plus di Jepang
Sama seperti Australia, Jepang juga lebih lambat memulai proses vaksinasi karena harus terlebih dahulu melakukan uji keamanan vaksin buatan lokal.
Pejabat pemerintah juga mengatakan pada awalnya tidak cukup petugas yang tersedia untuk melakukan vaksinasi.