Kementan Kuncurkan Rp 42 Miliar untuk Program Pertanian di Pamekasan
Begitupun dengan komoditas hortikultura strategis seperti bawang merah dan cabai rawit yang terus bertambah luasnya, terutama di Pamekasan dan Sumenep. Pertanaman _off season_ bawang merah yang terus berproduksi selama musim hujan, diakui sebagai penyelamat pasokan nasional. Petani kerap mendapat harga baik di musim ini.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat data Luas Panen jagung naik 0,1%, padi 10% pada periode 2016-2017. Di tahun 2018 luas bawang merah naik 10,5 persen dan cabe rawit naik 17 persen. Luas panen jagung terus naik dari sebelumnya 296 ribu ha menjadi 300 ribu ha. Begitupun bawang merah dari 2.414 ha ke 2.667 ha.
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Moh. Ismail Wahab menyampaikan apresiasinya terhadap kerja keras bupati dan jajarannya sehingga meraih capaian yang membanggakan ini.
"Merubah _mindset_ petani sini untuk beralih kebiasaan tanam jagung lokal ke hibrida itu sudah luar biasa. Di sini malah tinggal 10-20 persen saja yang masih lokal. Hebat bupatinya", pungkasnya.
Ismail menambahkan, Madura mendapat sinar matahari yang panjang sehingga bentuk, warna dan rasa hasil pertanian lebih maksimal.
"Contoh, warna bawang jadi lebih merah, rasa mangga lebih manis, beda dan khas. Saya dukung penuh rencana Bupati untuk buat pabrik pakan. Sebagian besar masalah bisa selesai. Jika ada usulan tambahan alsintan seperti pompa, silahkan ajukan ke kami" imbuhnya yakin.
Kepala BPTP Jawa Timur, Chendy Tafakresnanto yang juga hadir bersama Ismail dalam pertemuan dengan Bupati Pamekasan menambahkan, bahwa pihaknya dapat membantu identifikasi sumber-sumber air dalam di Pamekasan. "Silakan bersurat ke Pak Sekjen Kementan, intinya kami siap bantu," tawar Chendy.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah fokus menyelesaikan tiga masalah utama pertanian di Madura. Yaitu air, produktivitas dan SDM dengan total anggaran pertanian mencapai 135 Milyar.