Kesal Diomeli, Anak Bunuh Ibu Kandung di Ogan Komering Ulu
Selama ini, Akmaludin tak dibiarkan begitu saja dengan kondisi kejiwaan yang tak stabil. Kades Tanjung Agung Edi Sulendra yang juga tetangga Akmaludin mengatakan, pemerintah desa ini pernah membawa Akmaludin berobat ke rumah sakit jiwa di Palembang. “Setelah dirawat, pihak rumah sakit menyatakan sehat. Akma dibawa kembali ke rumah,” ucap Edi.
Camat Lengkiti, Mukhlisin mengaku prihatin atas peristiwa ini. Untuk itu, dirinya mengharapkan kepada pihak kepolisian untuk menutaskan kasus ini. “Sangat prihatin dan berharap tidak ada lagi kasus seperti ini terjadi di OKU khususnya di Kecamatan Lengkiti,” ucap Mukhlisin.
Di Polsek Lengkiti, Akmaludin tak menunjukkan sakit yang dia derita. Bahkan dia mampu menceritakan dirinya ia adalah lima bersaudara. Saudari pertama berdomisili di Prabumulih.
Saudari kedua meninggal dunia. Selanjutnya saudara ketiganya berdomisili di Desa Tanjung Agung, tak jauh dari rumah yang ia tempati bersama ibunya. “Saya anak keempat dan adik bungsu saya bernama Zoliami,” beber Akmaludin.
Diceritakan Akmaludin, sebelum menghabisi ibunya, dirinya berkebun karet milik keluarga yang tak jauh dari rumahnya. Menjelang petang, dirinya pulang ke rumah karena mau makan. “Tapi, sampai di rumah, tak ada nasi,” ucap Akmaludin.
Rasa kesal Akmaludin semakin bertambah saat ibunya pulang ke rumah juga dalam keadaan kesal. Saat itu, Salbiah datang sambil mengomel. “Aku tidak tau apa dia yang diomeli ibu,” sungut Akmaludin.
Akmaludin kemudian memiting ibunya hingga ibunya jatuh terhempas ke lantai. “Sudah kubanting, aku lihat ada parang, langsung kubunuh,” kata Akmaludin.
Seingat Akmaludin, kalau dirinya melukai leher ibunya sebanyak tiga kali. Akibatnya Salbiah mengalami luka yang cukup parah di leher. “Setelah menghabisi ibu, saya keluar rumah dari pintu belakang langsung ke sungai,” ungkap Akmaludin.