Ketum Forum Honorer K2: Hati Kami Sedang Panas
Akhirnya Titi kembali memimpin demo di Istana Negara, Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) serta DPR. Lagi-lagi aksi demonya tidak membuahkan hasil.
Kini, Titi merancang aksi demo lebih besar lagi pada 30 Oktober. Aksi ini diklaim guru asal Banjarnegara itu akan lebih besar dibanding 2015. Tahun ini akhir penentuan nasib honorer K2. "Hati kami tengah panas. Suhunya 360 derajat," ujar Titi kepada JPNN, Senin (15/20).
Dari dulu, lanjut Titi, honorer K2 dibiarkan mengabdi dengan bayaran yang sangat minim. Giliran pemerintah sudah bisa buka seleksi CPNS umum, honorer K2 dilupakan begitu saja.
Titi merasa, sudah saatnya dia bicara dan bertindak dengan mengeluarkan jurus the power of emak- emak.
"Emak emak yang tidak bisa dipengaruhi oleh siapa pun untuk menghentikan aksi. Kami akan maju terus. Pantang pulang sebelum dapat SK PNS!," timpal Nurbaiti, koordinator FHK2I DKI Jakarta.
The power of emak- emak juga digelorakan Sumarni Azis. Korwil FHK2I Sulawesi $elatan ini bertekad, aksi 30 Oktober akan menjadi perjuangan penentu mereka. Bila pemerintah tidak bergeming, honorer K2 akan menempuh jalan lain.
"Banyak titian menuju Roma. Kami tidak akan menyerah. Kami tahu presiden tidak pernah takut didemo makanya kami aksi. Siapa tahu presiden mau menyapa kami," ujarnya.
Suara emak-emak juga datang dari Kabupaten Banyuwangi. Korda FHK2I Banyuwangi Hj Anis Akhodiyah menyatakan siap menyukseskan aksi 30 dan 31 Oktober. Demi mendapatkan status PNS, mereka akan bahu membahu mendukung perjuangan.
Meski beberapa kali aksi turun ke jalan belum ada hasil, guru agama yang sudah mengabdi sejak tahun 90-an ini berharap akan ada perubahan. Dia pun meminta aparat tidak melihat aksi itu sebagai upaya pemberontakan. Aksi damai ini hanya untuk menuntut keadilan.