Khilafatul Muslimin
Oleh: Dhimam Abror DjuraidAkan tetapi, kalau sisi jahat sang monster yang muncul maka masyarakat akan merasakan hidup yang “pendek, brutal, keji, melarat, dan kesepian”.
Di sisi lain, kalau Leviathan jahat bisa ditundukkan, tidak sendirinya hidup menjadi lebih baik, karena ketiadaan Leviathan bisa diisi oleh kekuatan lain dalam bentuk anarkisme yang juga bisa menyengsarakan rakyat.
Hampir 450 tahun berselang sejak Hobbes memublikasikan Leviathan, kondisi hidup manusia modern ternyata tidak banyak berubah.
Leviathan jahat masih tetap bermunculan dimana-mana.
Kita semua masih harus terus berjuang menghadapi sang monster jahat itu.
Pada sisi lain, anarkisme juga masih tetap menjadi ancaman.
Daron Acemoglu dan James Robinson (2019) melihat bahwa sejarah masyarakat dunia berada dalam bayang-bayang Leviathan, dan harus selalu berjuang untuk mencapai keseimbangan sehingga ancaman Leviathan jahat bisa dihilangkan, tetapi masyarakat tetap hidup tenteram tanpa gangguan anarkisme.
Dalam buku “The Narrow Corridor: State, Societies, and the Faith of Liberty” (2019) Acemoglu dan Anderson mengatakan bahwa demokrasi adalah lorong sempit (the narrow corridor) yang rumit dan sulit untuk dilewati.