Khilafatul Muslimin
Oleh: Dhimam Abror DjuraidDi kiri-kanan lorong sempit itu hidup sesosok monster yang siap memangsa kita setiap saat.
Thomas Hobbes (1588-1679) menggambarkan makhluk itu sebagai Leviathan, berbentuk monster laut berwajah ganda, di tangan kanan memegang pedang besar, di tangan kiri memegang tongkat raja.
Hobbes menjadikannya sebagai judul buku yang diterbitkan pada 1651.
Dengan pendekatan empirisme-materialisme Hobbes menggambarkan manusia hidup dalam kondisi ”warre”, saling memangsa satu sama lainnya.
Hidup dalam kondisi “warre” adalah hidup yang “short, brutish, nasty, poor, solitary” (pendek, brutal, keji, melarat, dan sepi).
Karena kondisi yang buruk ini maka masyarakat butuh kekuasaan yang bisa melindungi.
Siapakah pelindung itu? Monster Leviathan kah?
Namanya juga monster berwajah ganda, Leviathan bisa menjadi monster baik budi yang mewujudkan commonwealth, kesejahteraan umum, tetapi juga bisa menjadi monster pemangsa yang ganas.