Kisah BM Diah, Sosok Wartawan yang Memungut Teks Proklamasi Asli dari Tempat Sampah
Ayahnya bernama Mohammad Diah sedangkan ibunya bernama Siti Saidah. Pendidikannya dimulai di HIS Kutaraja tahun 1929 kemudian dilanjutkan di sekolah MULO di Medan. Tahun 1935 – 1937 BM.
Diah melanjutkan sekolah di Ksatrian instituut atau lebih dikenal dengan Middelbaar National Handels Collegium (Sekolah Tinggi Ekonomi dan Jurnalistik Partikelir) di Bandung.
Rasa nasionalisme yang tertanam pada dirinya sudah muncul sejak dia bersekolah di Medan. BM Diah melihat kelicikan dan kekejian imperialis Belanda.
Pada saat Jepang menduduki Indonesia, BM. Diah merupakan redaktur pelaksana dan wakil pemimpin redaksi SK.
Asia Raya sehingga beliau banyak mengetahui keadaan sebenarnya, baik di dalam maupun luar negeri.
BM. Diah bisa menilai apa artinya rakyat dengan sukarela menyerahkan padinya atau hasil bumi yang lain untuk memenangkan perang “Asia Timur Raya”. Dari sinilah nasionalisme BM.
Diah semakin tinggi sehingga dia bersama teman-temannya pada 3 Juni 1945 membentuk gerakan Angkatan Baru yang bertujuan memperjuangkan Indonesia Merdeka.
Gerakan ini mencanangkan tekad pemuda mencapai kemerdekaan walaupun ada janji-janji dari pemerintah Jepang menghadiahkan kemerdekaan, golongan ini tidak percaya pada ucapan-ucapan Jepang. (ngopibareng/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?