Kisah Gatot, Lari Empat Hari Terkumpul Dana Rp 341 Juta
jpnn.com - Gatot Sudariyono menggagas lari 2.258 km untuk mengumpulkan donasi. Menempuh waktu 45 hari, melewati 8 ibu kota provinsi.
JUNEKA S. MUFID, Jakarta
Speaker aktif warna merah darah itu tampak mencolok di pinggang Gatot Sudariyono. Dia lantas menghubungkannya dengan ponsel pintar via bluetooth di genggamannya. Agak keras terdengar Starlight dari Muse. Orang yang berada di samping Gatot tentu bisa mendengarnya dengan jelas.
”Sengaja musik yang model anak muda begini. Kalau Koes Plus yang saya putar, ketahuan umur nanti,” ujar Gatot, lantas tersenyum lebar.
Dia mempercepat langkahnya. Berlari. Mengitari Stadion Utama Gelora Bung Karno, membaur di antara pelari lain pada Sabtu sore (9/6) yang cukup ramai. Usia Gatot memang tidak lagi muda.
Uban yang menyembul dari topi yang menutupi kepalanya makin menegaskan bahwa usianya sudah lebih dari setengah abad. Pria yang pernah tinggal di Bendul Merisi, Wonokromo, itu lahir di Surabaya, 24 Desember 1961.
Tapi, lihatlah semangatnya. Kala berlari, dia bak anak muda. Ibu-ibu yang mengenalnya menyapa dia sebagai si kaki besi. Julukan itu cukup pantas bagi ayah dua putri yang belum memiliki menantu tersebut.
Gatot pernah berlari 550 kilometer yang didedikasikan untuk amal pada SOS Children’s Villages Indonesia pada 2016. Saat ini dia merancang lari amal yang lebih gila lagi. Berlari 45 hari, melewati 8 ibu kota provinsi, menempuh jarak 2.258 kilometer.