Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kisah Jokowi, Istana Bogor, dan Ratu Pantai Selatan

Minggu, 01 Maret 2015 – 12:38 WIB
Kisah Jokowi, Istana Bogor, dan Ratu Pantai Selatan - JPNN.COM
Istana Bogor. Foto: ist

jpnn.com - ISTANA Bogor merupakan salah satu dari enam Istana Presiden Republik Indonesia yang mempunyai keunikan tersendiri. Ada banyak sisi aspek historis, kebudayaan, hingga faunanya. Salah satunya adalah keberadaan rusa-rusa yang didatangkan langsung dari Nepal dan tetap terjaga dari dulu sampai sekarang.

Istana Bogor dahulu bernama Buitenzorg atau Sans Souci yang berarti tanpa kekhawatiran. Istana ini dibangun Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-27, Gustaaf Willem Baron Van Imhoff pada bulan Agustus 1744, dan bertingkat tiga. 

Awalnya, Van Imhoff terkesima dengan  sebuah kampung kecil di Bogor (Kampung Baru), sebuah wilayah bekas Kerajaan Pajajaran yang terletak di hulu Batavia. Van Imhoff kemudian mempunyai rencana membangun wilayah tersebut sebagai daerah pertanian dan tempat peristirahatan buatnya.

Van Imhoff  endiri yang membuat sketsa dan membangunnya dari tahun 1745-1750. Dia terilhami arsitektur Blehheim Palace, kediaman Duke Malborough, dekat kota Oxford di Inggris. 

Seiring dengan waktu, perubahan-perubahan terjadi terhadap Istana Bogor. Bentuk bangunan jua mengalami berbagai perubahan. Sehingga yang tadinya merupakan rumah peristirahatan berubah menjadi bangunan istana paladian dengan luas halamannya mencapai 28,4 hektare dan luas bangunan 14.892 m².

Musibah datang pada tanggal 10 Oktober 1834. Gempa bumi mengguncang akibat meletusnya Gunung Salak sehingga istana tersebut rusak berat. Pada tahun 1850, Istana Bogor dibangun kembali, tetapi tidak bertingkat lagi karena disesuaikan dengan situasi daerah yang sering gempa itu. Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Albertus Jacob Duijmayer van Twist (1851-1856) bangunan lama sisa gempa itu dirubuhkan dan dibangun dengan mengambil arsitektur Eropa abad ke-19.

Pada tahun 1870, Istana Buitenzorg dijadikan tempat kediaman resmi dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Penghuni terakhir Istana Buitenzorg itu adalah Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborg Stachourwer yang terpaksa harus menyerahkan istana ini kepada Jenderal Imamura, pemeritah pendudukan Jepang.

Pada tahun 1950, setelah masa kemerdekaan, Istana Kepresidenan Bogor mulai dipakai oleh pemerintah Indonesia, dan resmi menjadi salah satu dari Istana Presiden Indonesia. Dan pada tahun 1968 Istana Bogor resmi dibuka untuk kunjungan umum atas restu dari Presiden Soeharto. Arus pengunjung dari luar dan dalam negeri setahunnya mencapai sekitar 10 ribu orang.

ISTANA Bogor merupakan salah satu dari enam Istana Presiden Republik Indonesia yang mempunyai keunikan tersendiri. Ada banyak sisi aspek historis,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News