Kisah Jokowi, Istana Bogor, dan Ratu Pantai Selatan
Sebelumnya Istana Bogor dilengkapi dengan sebuah kebun besar, yang dikenal sebagai Kebun Raya Bogor namun sesuai dengan kebutuhan akan pusat pengembangan ilmu pengetahuan akan tanaman tropis, Kebun Raya Bogor dilepas dari naungan istana pada tahun 1817.
Istana Bogor mempunyai bangunan induk dengan sayap kiri serta kanan. Keseluruhan kompleks istana mencapai luas 1,5 hektare. Bangunan induk istana berfungsi untuk menyelenggarakan acara kenegaraan resmi, pertemuan, dan upacara.
Kemudian sayap kiri bangunan yang memiliki enam kamar tidur digunakan untuk menjamu tamu negara asing.
Sementara sayap kanan bangunan dengan empat kamar tidur hanya diperuntukan bagi kepala negara yang datang berkunjung. Pada tahun 1964 dibangun khusus bangunan yang dikenal dengan nama Dyah Bayurini sebagai ruang peristirahatan presiden dan keluarganya, bangunan ini termasuk lima paviliun terpisah.
Nah, saat ini Presiden Joko Widodo menjadikan Istana Bogor sebagai salah satu tempat kegemarannya dalam menjalankan tugas sebagai kepala negara. Kenapa? Apa lagi uniknya istana ini sehingga Jokowi merasa lebih nyaman di sana?
Ya, boleh saja Jokowi bersandar pada alasan bahwa tempat ini memiliki suasana yang sejuk dan asri. Namun banyak yang meragukan alasan tersebut. Ada yang menganggap Jokowi hanya ingin sekadar menjauh dari bayang-bayang Teuku Umar (kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri)
Namun ada yang sedikit klenik, ada yang mengatakan bahwa Jokowi tengah menjalin hubungan dengan Ratu Pantai Selatan, dan lain sebagainya. Oww...ow..ow.
Dalam pandangan mata batin salah satu pelaku spiritual, Ki Candan Langit, Istana Bogor memang memiliki aura yang sangat bagus apabila Jokowi melakukan olah spiritual di tempat itu. Karena di Istana Bogor kekuatan spiritualnya berasal dari Prabu Siliwangi yang berwujud seekor Harimau dan juga Kanjeng Ratu Kidul yang mengenakan busana berwarna hijau.
"Jokowi dipagari secara mistis oleh leluhurnya dan juga oleh sejumlah tokoh spiritual di tanah Jawa, serta doa dari para ulama," jelas Ki Candan Langit yang merasa ada yang menghalangi sehingga terasa berat ketika ingin mengungkap hal-hal gaib di sekitar Jokowi.