Kolam Susu dan Surga Pangan Bernama Indonesia
“Tetapi berkat Upaya Khusus (UPSUS) Padi Jagung dan Kedelai yang berhasil, Indonesia ternyata tidak perlu mendatangkan beras seperti di tahun 1998,” jelas Kuntoro.
Seperti diketahui pada 2016 tidak ada rekomendasi impor beras konsumsi. Beras yang masuk awal 2016 merupakan luncuran dari kontrak impor beras Bulog 1,5 juta ton pada akhir tahun 2015. Juga pada 2017 tidak ada impor beras konsumsi.
Kuntoro menambahkan, bukti lain produksi beras naik dan sangat cukup untuk masyarakat dapat dilihat dari gambaran, bahwa jumlah penduduk periode 2014-2018 bertambah 12,8 juta jiwa dan mestinya membutuhkan tambahan beras 1,7 juta ton. Kebutuhan tersebut selama ini sudah dapat dipenuhi dari petani kita, dan saat yang sama petani juga masih menyimpan beras sebagai surplus produksi.
“Bila Stok Bulog menjadi ukuran, maka stok beras di gudangnya kini ada 2,5 juta ton beras. Kondisi saat ini stok beras di gudang Bulog menumpuk dan beras impor tahun 2018 belum terpakai,” imbuhnya.
Perhitungan baru BPS yang menggunakan Kerangka Sampling Area (KSA) pun menyebutkan 2018 produksi beras 32,95 juta ton, konsumsi 29,57 juta ton, sehingga masih terjadi surplus 3,38 juta ton beras dan tidak ada masalah swasembada beras.
“Untuk prediksi data KSA BPS periode Januari-Agustus 2019, produksi beras nasional mencapai 24,56 juta ton, konsumsi nasional periode tersebut 19,83 juta ton, sehingga masih surplus 4,73 juta ton. Artinya produksi beras kita masih berlebih banyak,” terangnya pasti.
Polemik kecukupan beras sebagai bahan pangan memang sejatinya perlu dikaji ulang. Lantaran seumpama tanah surga, Indonesia merupakan negara tropis dengan kekayaan biodiversitas agraris. Salah satu kekayaan sumber daya alamnya berupa ragam sumber hayati penghasil karbohidrat tinggi. Dibandingkan negara lain, Indonesia mustahil kekurangan bahan pangan.
“Di segala penjuru, terdapat tanaman pangan lokal yang tumbuh subur. Masyarakat kita sangat bijaksana dan memiliki pengetahuan tinggi dalam memanfaatkan alam untuk menjaga kemandirian pangan,” kata Kuntoro.