Komisioner HAM PBB Minta Aung San Suu Kyi Lengser
jpnn.com, NAYPIDAW - Aung San Suu Kyi bikin kecewa dunia. Sebagai penasihat negara, jabatan yang secara struktural lebih tinggi daripada presiden, perempuan 73 tahun itu seharusnya bisa lebih bijaksana. Atau, setidaknya punya sikap. Bukan bungkam saat etnis Rohingya di Negara Bagian Rakhine direpresi atau malah membela junta militer Myanmar.
"Dia tak perlu jadi juru bicara militer Burma," kata Kepala Komisioner HAM PBB Zeid Ra'ad Al Hussein seperti dilansir The Guardian, Kamis (30/8).
Diplomat asal Jordania yang pada 1 September akan digantikan Michelle Bachelet tersebut mengecam Suu Kyi. Dia bahkan menyarankan putri mendiang Jenderal Aung San itu mundur saja dari posisinya di pemerintahan.
Hussein juga mengatakan bahwa saat ini Suu Kyi sudah tidak sekritis dulu. Menurut dia, Suu Kyi jauh lebih kritis saat masih berstatus sebagai tahanan rumah. Saat itu, dia rajin mengkritik junta militer. Kini setelah punya posisi di pemerintahan, Suu Kyi justru lembek.
Hussein menyesalkan pernyataan Suu Kyi yang berpihak pada militer saat Tim Pencari Fakta Komisi HAM PBB mengumumkan bahwa junta militer melakukan genosida. "Seharusnya, dia diam saja," tegasnya.
Suu Kyi memang sempat menyatakan bahwa apa yang terjadi di Rakhine adalah gunung es kesalahan informasi. Menurut tokoh yang pernah mendapat julukan ikon demokrasi Myanmar itu, media punya andil besar dalam kesimpulan PBB tersebut.
Tapi, Hussein justru menganggap Suu Kyi-lah yang berbohong. Sebab, banyak bukti nyata yang telah membuktikan kekejian militer Myanmar kepada warga Rohingnya.
Suu Kyi sejatinya memiliki banyak kesempatan untuk mengecam tindakan militer. Atau setidaknya minta maaf atas kelalaiannya sehingga mengakibatkan terjadinya genosida Rohingya. Namun, dia memilih tak melakukannya.