Konversi Gagal, Impor BBM Tinggi
Untuk kendala ini, sebenarnya pemerintah sudah memberikan anggaran dalam jumlah besar. Namun, pelaksanaannya terganggu masalah teknis. Misalnya, dana untuk pengadaan alat konverter dan pembangunan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) pada 2012 lalu tidak bisa cair. Penyebabnya, persiapan dokumen pencairan anggaran Kementerian ESDM kurang lengkap.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan, pemerintah menyediakan dana hingga Rp 3,1 triliun untuk pengadaan alat konverter dan pembangunan SPBG guna mendukung program konversi ke BBG pada 2014 mendatang. "Kami harapkan upaya pengendalian konsumsi BBM bisa dilakukan dengan sistem distribusi tertutup," ujarnya. Sistem yang dimaksud adalah larangan konsumsi BBM subsidi oleh kendaraan pribadi.
Sementara itu, Menteri ESDM Jero Wacik kembali berjanji untuk mendorong konversi BBM ke BBG. Menurut Jero, dirinya sudah berbicara dengan produsen mobil terkait rencana pemerintah terkait konversi BBG.
Namun, belum ada langkah konkret dalam program konversi BBG yang melibatkan produsen mobil. "Kita tidak boleh tenang-tenang saja dengan tingginya impor BBM, harus mulai beralih ke gas. Tapi, gerakan ini belum berhasil baik selama ini," ujarnya. (owi/wir/sof)