KPI: Masyarakat Bersiaplah Menyambut era Baru Televisi Digital
jpnn.com, JAKARTA - Indonesia sedang bersiap melakukan migrasi dari televisi analog ke digital atau kerap disebut Analog Switch Off (ASO).
Saat ini, masyarakat mayoritas masih memakai televisi analog yang identik dengan penggunaan frekuensi radio 700 Megahertz (MHz).
Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny Gerard Plate mengatakan, dalam migrasi itu frekuensi analog akan digabungkan dengan spektrum frekuensi radio sebagai landasan penyiaran televisi digital di dalam negeri.
Penggabungan dari dua sumber daya alam frekuensi itu disebut sebagai multipleksing (Mux). Penggunaan ini, lanjutnya, akan membuat industri penyiaran televisi menjadi semakin efisien.
Dengan infrastruktur frekuensi yang besarnya terbatas, bisa dioptimalkan untuk menayangkan penyiaran televisi hingga puluhan program pada waktu yang bersamaan.
"Lembaga penyiaran dalam pengoperasian multiplexing bisa menyiarkan hingga 10 program secara bersamaan hal ini akan berimplikasi pada biaya infrastruktur yang lebih efisien. Jadi kita semua mari bersiap menyambut TV Digital, perlahan meninggalkan TV Analog," kata Menkominfo.
Menurut Komisioner KPI Pusat Hardly Stefano Fenelon Pariela, televisi digital bukan siaran televisi yang dapat diakses melalui internet atau yang kini kerap dikenal dengan streaming.
Sebagaimana diketahui, untuk mengakses informasi dan hiburan melalui siaran streaming tidak gratis, masyarakat memerlukan pulsa atau paket data.