Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kurang Tidur Picu Perilaku Negatif pada Remaja?

Jumat, 05 Oktober 2018 – 17:11 WIB
Kurang Tidur Picu Perilaku Negatif pada Remaja? - JPNN.COM
Ilustrasi tidur. Foto: Pixabay

jpnn.com - Kurang tidur bukanlah fenomena baru yang dialami masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan. Kondisi kurang tidur bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari insomnia, beban pikiran yang tak kunjung hilang, bahkan begadang dan hobi pesta di malam hari.

Bisa dialami siapa saja, kurang tidur dikatakan bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Apa benar? Menurut National Sleep Foundation, rekomendasi durasi tidur per hari yang baik adalah:

  • Bayi baru lahir (0-3 bulan): 14-17 jam per hari
  • Bayi (4-11 bulan): 12-15 jam per hari
  • Balita (1-2 tahun): 11-14 jam per hari
  • Anak prasekolah (3-5 tahun): 10-13 jam per hari
  • Anak usia sekolah (6-13 tahun): 9-11 jam per hari
  • Remaja (14-17 tahun): 8-10 jam per hari
  • Dewasa muda (18-25 tahun) dan dewasa (26-64): 7-9 jam per hari
  • Orang dewasa yang lebih tua (di atas 65 tahun): 7-8 jam per hari.
  • Dilihat dari rekomendasi waktu tidur di atas, remaja dianjurkan untuk tidur selama 8-10 jam per hari. Namun, kenyataannya banyak remaja atau pelajar usia dini tidak mendapatkan jumlah waktu tidur yang sesuai. Menurut sebuah penelitian, kondisi kurang tidur bisa memicu perilaku negatif pada remaja yang secara psikis diketahui tengah bergejolak.

Bagaimana kurang tidur memengaruhi perilaku negatif remaja?

Sebuah studi yang tercantum dalam jurnal “JAMA Pediatrics” membeberkan, bahwa lebih sedikit jam tidur pada remaja di malam hari dikaitkan dengan peningkatan peluang munculnya perilaku negatif. Perilaku ini seperti mengemudi tanpa mengutamakan keselamatan, perilaku agresif, melakukan seks yang tidak aman, konsumsi alkohol, merokok, penggunaan obat-obatan terlarang, dan masih banyak lagi.

Pada studi ini, durasi tidur partisipan dikategorikan dalam beberapa kelompok, yaitu waktu tidur 8 jam, waktu tidur 7 jam, waktu tidur 6 jam, dan waktu tidur kurang dari 6 jam. Kategori tersebut kemudian diukur terhadap perilaku yang berisiko tinggi.

Remaja yang kurang tidur lebih mungkin untuk bunuh diri

Lebih buruk lagi, para peneliti menemukan kaitan kuat antara kurang tidur dengan suasana hati dan keinginan untuk menyakiti diri (self-harm). Remaja dengan waktu tidur kurang dari 6 jam berisiko tiga kali lebih besar mempertimbangkan bunuh diri, merencanakan bunuh diri, atau melakukan percobaan bunuh diri dibanding dengan remaja yang tidur 8 jam per hari atau lebih. Mereka pun berisiko empat kali lebih mungkin melakukan percobaan bunuh diri yang mengakibatkan mereka membutuhkan perawatan.

Untuk studi ini, para peneliti menggunakan data milik Youth Risk Behavior Survey, sebuah survei di Amerika Serikat (AS) yang mengeksplorasi perilaku yang terkait dengan risiko kesehatan pada remaja, dari bulan Februari tahun 2007 hingga bulan Mei 2015. Dari survei ini, ditemukan hingga 70 persen pelajar sekolah menengah memiliki waktu tidur kurang dari 8 jam seperti yang direkomendasikan.

Lebih buruk lagi, para peneliti menemukan kaitan kuat antara kurang tidur dengan suasana hati dan keinginan untuk menyakiti diri (self-harm).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News