Langka, Obat Untuk Masyarakat Miskin
Senin, 09 Januari 2012 – 07:40 WIB
Pane menuturkan, masyarakat miskin dan kurang sampai saat ini masih belum total menggunakan obat generik. Ini artinya, pemerintah perlu membantu sosialisasi penggunaan obat generik oleh masyarakat. Sehingga, beban masyarakat miskin untuk menutup anggaran obat dengan uangnya sendiri bisa ditekan.
Selain urusan kualitas meragukan dan daya serap obat generik yang dinilai masih kurang, Pane menyebutkan persoalan obat untuk masyarakat miskin berikutnya adalah ketersediaan. Dari kajiannya, secara keseluruhan ketersediaan obat publik yang yang harganya murah masih sekitar 34 persen dari total kebutuhan di masyarakat. Dia khawatir prosentase obat untuk masyarakat miskin yang masih rendah itu memicu keterlangkaan obat dengan harga terjangkau.
Dia mengatakan, meskipun pemerintah akhirnya gencar melakukan kampanya obat murah tetapi ketersediannya terbatas, sama dengan bohong. Ujung-ujungnya, masyarakat miskin terpaksa membeli obat non generik yang ada di pasaran meskipun harganya tinggi. Pane juga mengatakan, obat terjangkau untuk masyarakat kategorinya cuma itu-itu saja. "Kalau tidak paracetamol ya amoxilin," katanya. (wan)