Lima Kali Terjadi Gempa Guguran, Diharapkan Pendaki Tidak ke Gunung Merapi
jpnn.com, YOGYAKARTA - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah telah mengalami lima kali gempa guguran selama periode pengamatan pada Rabu, mulai pukul 00:00-06:00 WIB.
Hal in disampaikan Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resmi di Yogyakarta. Dia menyebutkan lima gempa guguran itu memiliki amplitudo 2-8 mm dan berlangsung selama 15.24-45.44 detik.
Selain gempa guguran, Gunung Merapi juga mengalami dua kali gempa low frekuensi dengan amplitudo 5 mm selama 31.6-31.8 detik, lima kali gempa hybrid atau gempa fase banyak dengan amplitudo 2-6 mm selama 6.48-7.96 detik.
"Selanjutnya, satu kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 10 mm selama 40.4 detik, serta dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 5-8 mm selama 61.8-100.28 detik," tutur Hanik.
Berdasarkan pengamatan visual, asap kawah Merapi teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 400 meter di atas puncak kawah.
Sedangkan angin di gunung itu bertiup lemah ke arah timur. Suhu udara tercatat mencapai 14.5-20.9 derajat Celsius dengan kelembaban udara 57-89 persen dan tekanan udara 629.55-709.5 mmHg.
BPPTKG tidak mencatat adanya guguran lava yang terpantau secara visual pada periode pengamatan itu.
Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada, dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.