Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Mahyudin: Setya Novanto Masih Ketum, Boleh Tunjuk Ketua DPR

Senin, 11 Desember 2017 – 13:03 WIB
Mahyudin: Setya Novanto Masih Ketum, Boleh Tunjuk Ketua DPR - JPNN.COM
Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Mahyudin. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Mahyudin mengatakan pengunduran diri Setya Novanto yang kemudian menunjuk Aziz Syamsudin sebagai Ketua DPR merupakan hal biasa dalam proses politik.

Karena itu, Mahyudin menegaskan kader Golkar harus setuju karena itu sudah menjadi keputusan partai. Sebab, Novanto dalam hal ini masih merupakan Ketua Umum Partai Golkar, walaupun sebelumnya yang bersangkutan menunjuk Idrus Marham sebagai pelaksana tugas ketum.

"Bukan berarti Pak Idrus ketum, tapi pelaksana tugas. Ketum masih dipegang Pak Novanto," kata Mahyudin di gedung parlemen, Jakarta, Senin (11/12).

Karena itu, Mahyudin yakin bahwa surat yang dikeluarkan DPP PG pasti diproses. Kalau ada perbedaan, harus diselesaikan di internal partai.

(Airlangga dan Agung Pertanyakan Rekomendasi Setnov soal Aziz)

Dia menegaskan tidak ada aturan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) yang mengatur bahwa ketum berstatus tersangka tidak boleh mengeluarkan surat. "Kami berpijak pada aturan," tegas Wakil Ketua MPR itu.

Dia mengatakan untuk mengganti Ketua DPR bisa saja menunggu musyawarah nasional luar biasa (munaslub) terlebih dahulu. Namun, kata Mahyudin, bisa saja hal itu dilakukan sekarang ini. "Jadi, memang ada dua alternatif, menunggu munaslub dahulu atau sekarang. Tapi sama saja, Golkar tidak terjadi kekosongan kekuatan. Jadi kalau munaslub bisa ada ketua umum yang baru, saya kira sama saja," ujarnya.

Dia mengatakan tidak ada alasan pimpinan DPR tak bisa menyampaikan usulan. Sebab, ini merupakan urusan internal partai. Karena itu, Mahyudin berpendapat kalau ada surat dari partai politik yang ditandatangani ketum dan sekjen, kemudian ada penyampaian dari fraksi maka di DPR pasti akan berproses.

Menurut Mahyudin, ada dua alternatif mengganti Setya Novanto sebagai Ketua DPR, menunggu munaslub atau tidak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close