Makin Panas, Lebanon Terancam Di-Qatar-kan Saudi Cs
Bila dibandingkan dengan negara-negara Arab lainnya, Lebanon yang paling miskin. Lebih dari 400 ribu warganya bekerja di negara-negara Teluk dan mengirimkan uang alias remitansi USD 7 miliar–USD 8 miliar per tahun (Rp 94,8 triliun–Rp 108,4 triliun).
Itulah sumber dana yang bisa membuat perekonomian Lebanon berjalan dan pemerintahan berfungsi.
Jika Saudi benar-benar menerapkan sanksi, yang bakal disasar adalah remitansi, larangan penerbangan, visa, dan ekspor. Nasib para pekerja di negara-negara Teluk tersebut juga akan terancam.
’’Itu adalah ancaman yang serius terhadap perekonomian Lebanon yang sudah buruk. Jika mereka menghentikan transfer remitansi, itu bakal menjadi bencana,’’ ungkap salah seorang pejabat senior Lebanon.
Peluang diterapkannya sanksi tersebut cukup besar, kecuali Saudi mendapat keinginannya. Yakni, Hizbullah menjauhi Iran dan tidak lagi ikut campur dengan urusan regional. Namun, hal itu tentu tidak mudah.
Berbagai faksi di Lebanon sudah biasa menerima bantuan dari negara asing. Sunni disokong Saudi serta Hizbullah dan Syiah dibantu Iran. Mereka menawarkan janji-janji agar bantuan mengucur. Hizbullah tentu saja sudah berjanji setia terhadap Iran.
Suntikan dana Iran membuat Hizbullah berkembang pesat. Bahkan, beberapa menilai Hizbullah adalah negara di dalam negara.
Pasukan bersenjata mereka jauh lebih kuat daripada pasukan Lebanon. Sejak Hariri meluncurkan pidato terakhirnya, belum ada petinggi Hizbullah yang buka suara.