Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Mas Bechi

Oleh: Dahlan Iskan

Minggu, 10 Juli 2022 – 07:08 WIB
Mas Bechi - JPNN.COM
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Muchtar-kecil sampai harus jualan ikan asin. Lalu sekolah di pondok Rejoso, Jombang. Menghafal Quran.

Tidak kerasan. Pindah ke pondok Tambak Beras, juga di Jombang. Hanya kuat 8 bulan. Ia lantas belajar kanuragan di Trosobo, Sidoarjo. Lalu jadi guru SD Islam di Lamongan.

Di masa muda itu kesukaan Muchtar adalah mengulang-ulang surah Al Kahfi, satu bagian dalam Quran. Setiap sampai ayat ke 60 hatinya bergetar.

Anda sudah tahu ayat itu: "Ingatlah ketika Musa berkata kepada murid-muridnya: aku tidak akan berhenti berjalan sampai ke bertemunya dua samudera atau aku akan berjalan bertahun-tahun".

Surah Kahfi menggambarkan perjalanan tiga anak muda yang diselamatkan Tuhan dari ancaman penguasa. Mereka bersembunyi di sebuah gua. Mereka tertidur. Sampai 300 tahun. Sampai penguasanya sudah berganti-ganti.

Gua itu sekarang jadi pusat turis di Jordania. Saya tidak pernah mempertanyakan kebenarannya ketika ke gua itu kapan itu. Hanya saja terlintas di pikiran: makanya orang yang lagi dimusuhi penguasa baiknya tidur selama 300 tahun.

Nia tidak menyebutkan apakah Muchtar tidak suka penguasa saat muda. Ia memutuskan melakukan perjalanan jauh seperti Musa. Dari makam ke makam. Jalan kaki. Sampai ke Banten. Berguru ke Syekh Jamali. Mendalami tarekat –ilmu hakikat hidup untuk bisa bertemu dengan Tuhan.

Dalam perjalanan itulah, menurut Nia, Muchtar mendapat ilham. Ia cukup rendah hati untuk tidak menyebut wahyu.

Mas Bechi dilaporkan melakukan kejahatan seksual kepada santriwati di pondok itu. Ada yang menyebut korbannya lima wanita. Ada yang bilang lebih.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close