Masih Ada Akal-akalan Demi Kaesang & Anies tetap Terjegal?
"Baik manakah akal-akalan tetapi masuk akal dengan akal-akalan yang tidak masuk akal? Tentu Anda pilih yang fair. Tanpa akal-akalan. Masalahnya: politik itu penuh akal-akalan. Kadang kita dihadapkan pada pilihan di atas. Adakah akal-akalan yang masuk akal? Ada," demikian tulisan Dahlan, Disway berjudul Akal-akalan, edisi Jumat (23/8/2024).
Menurut Dahlan, yang tahu soal akal-akalan tetapi masuk akal itu hanya satu orang, yakni si pengacara banyak akal bernama Boyamin Saiman. Pria asal Solo yang berkali-kali mengajukan gugatan ke MK dalam banyak hal.
Konon hobi Boyamin menggugat itu diwarisi anak sulungnya Almas, yang kini jadi pengacara di Balikpapan. Gara-gara gugatan Almas-lah Gibran memenuhi syarat jadi wakil presiden.
"Pun anak kedua dan ketiga Boyamin juga menggugat ke MK. Gara-gara gugatan anak Boyamin itu Kaesang Pangarep gagal jadi calon gubernur Jateng," ujar Dahlan dalam esainya.
Dahlan menilai DPR kelihatan marah atas putusan MK Selasa lalu itu. Keesokan harinya Baleg DPR bersidang. Putusan kilatnya: tidak mau melaksanakan putusan MK, pilih menggunakan putusan Mahkamah Agung (MA) -baca Disway berjudul Anti-Gempa.
Menurut Dahlan, Boyamin berpendapat bahwa kalaupun pengesahan RUU Pilkada kemarin tidak batal, putusan DPR itu akan sia-sia, bahkan mencelakakan Kaesang Pangarep bin Joko Widodo, sekaligus menguntungkan PDI Perjuangan. Sebab, andaipun Kaesang menang, PDIP berpotensi menang gugatan di MK.
Sebenarnya Boyamin punya cara lain yang kelak tidak akan bisa disemprit oleh MK. "Cara ini juga akal-akalan, tetapi lebih masuk akal," begitu Dahlan mengutip ucapan Boyamin yang dihubunginya malam tadi.
"Boyamin mengirimkan voice message ke saya. Isinya tentang akal-akalan tetapi masuk akal," lanjut Dahlan Iskan.