Masih Ada Jalan Keluar bagi Terpuruknya Rupiah
Oleh: Ichsanuddin NoorsyDalam situasi seperti itu, Federal Reserve menginformasikan dunia, fed fund rate-nya akan dinaikkan pada pertengahan September nanti. Informasi ini berdampak suku bunga domestik dengan suku bunga di AS menjadi bersaing. Dalam dugaan saya, fed rate akan mencapai 1 persen atau lebih. Tingkat suku bunga ini masih jauh lebih rendah dibanding dengan suku bunga di Indonesia.
Tapi karena pelemahan rupiah seperti perhitungan di atas bergerak antara 4-6 persen per tahun selama 14 tahun, maka secara akumulatif, kenaikan 1 persen bunga fed rate menjadi lebih menguntungkan. Inilah alasan kenapa kenaikan bunga fed rate merupakan sesuatu yang mengkuatirkan bagi Indonesia. Hal ini pula yang membuat Menko Perekonomian Sofyan Djalil dan Menkeu Bambang Brodjonegoro nyaris berkata, “ya, mau apalagi.”
Bagi saya tidaklah demikian. Tentu di balik kesulitan pasti ada kemudahan. Itu karenanya acap kali dalam berbagai diskusi saya menyebut, ada jalan keluar. Misalnya, mempercepat realisasi belanja pemerintah pusat dan daerah, membiayai UMKM dari sumber dana yang tidur, dan mensekuritikan asset dengan format bagi hasil pada investor untuk proyek-proyek yang menggiurkan merupakan jalan keluar yang realistis.
Tapi karena ekonom yang didengar adalah mereka yang mempunyai nama besar, maka yang di depan mata seolah jalan buntu. Saya percaya tetap ada jalan keluar sepanjang kita memegang teguh amanat konstitusi dan tegas menunjukkan keberpihakan ke dalam negeri.(***)