Medsos Hanya Alat, Gus Muwafiq Sebut Unsur Penting dalam Berdakwah
Dia menyadari para pendakwah dalam satu kesempatan tidak bisa menghindari debat. Namun, dia menyarankan dai cukup menyampaikan pendapat dengan hikmah dan contoh yang baik.
Ulama kelahiran Lamongan, Jawa Timur itu juga merasakan media sosial merupakan ruang dialog yang dapat membangun perdamaian dan kerukunan. Namun di sisi lain, juga bisa menimbulkan permusuhan. Tergantung bagaimana pembawaan setiap orang.
Alumnus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu juga mengakui selama ini tidak pernah secara khusus berdakwah di media sosial. Namun, kenyataannya ceramahnya viral di media sosial melalui jejaring yang sering kali tidak terkontrol dan terbendung.
"Saya sendiri itu tidak pernah secara khusus ngomong di media sosial, tetapi kemudian rekaman ngaji saya ini dibawa ke media sosial. Artinya, saya tetap ngomong sama ribuan orang," jelas Gus Muwafiq.
Selain itu, Gus Muwafiq menyentil fenomena yang sedang tren akhir-akhir ini. Tidak sedikit pengguna medsos melakukan sesuatu demi mendulang penonton dan interaksi supaya masuk dalam daftar trending topik.
Gus Muwafiq mengingatkan fenomena ini harus membuat pendakwah berhati-hati dalam mengungkapkan pendapat. Sebab, tidak ada yang pernah tahu apakah ungkapannya itu akan viral atau tidak. Meskipun tidak ada maksud untuk viral, tetapi ada pihak lain yang berusaha untuk mengeksposenya.
"Saya sendiri tidak tahu kalau pengajian-pengajian saya itu ada di media sosial, biasanya itu panitianya, dan sering kali memberikan judul yang mengundang orang untuk membuka," pungkas Gus Muwafiq. (tan/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi: