Megawati: Kepemimpinan Strategis Dihadapkan 3 Perubahan Besar yang Mendisrupsi Kehidupan Manusia
“Hubungan antarnegara dalam perspektif geopolitik juga menunjukkan pertarungan kepentingan yang sama, bahkan kini makin meluas. Atas nama perang hegemoni, lingkungan dikorbankan. Perubahan teknologi dalam ketiga aspek tersebut justru memperparah eksploitasi terhadap alam,” ujarnya.
Dia melanjutkan pemanasan global berdampak pada kenaikan muka air laut.
Perubahan iklim secara ekstrem juga menciptakan bencana lingkungan yang sangat dahsyat.
"Di sinilah kepemimpinan strategis harus memahami aspek geopolitik tersebut, guna memperjuangkan bumi sebagai rumah bersama seluruh umat manusia,” kata dia.
Megawati mengutip sejumlah pakar mengenai teori kepemimpinan strategis. Seperti Stephen Gerras serta pemikiran Olson dan Simmerson mengenai psikologi kognitif, system thinking, dan game theory.
Megawati menerangkan kepemimpinan strategis bekerja dengan kemampuan memahami sistem berperilaku, memiliki cara pandang multidimensional yang jernih untuk bisa menafsirkan interaksi dalam kerumitan realitas, hingga kemampuan mengalkulasi dengan cermat dengan setiap langkah dan pergerakan.
“Oleh karena itulah, kepemimpinan bukan hanya disebut sebagai suatu ilmu, tetapi juga sebuah seni karena sifatnya yang selalu ada dalam dialektika bersama dengan aktor-aktor lain,” kata Megawati.
Dia juga mengutip pendapat John Adair, Hughes, dan Beatty, untuk menjelaskan bagaimana karakteristik kepemimpinan strategis yang dibutuhkan.