Mencoba Hotel 'Kempinski' Indonesia yang Baru (2)
Kamar Bersih dan Nyaman, Sayang Sulit Buang Kulit PisangKamis, 02 April 2009 – 06:08 WIB
Saya hanya membawa sikat gigi yang sudah ada pastanya. Saya memang biasa sikat gigi di kamar mandi, bukan di wastafel. Boleh kan? Setelah saya sikat gigi, saya kebingungan: di mana mau menaruh sikat gigi? Biasanya saya taruh di tempat sabun. Ini tidak ada tempat sama sekali. OK. Sikat gigi saya lempar begitu saja di pojok lantai. Toh sudah tidak akan digunakan lagi. Sehabis mandi baru akan saya buang di tempat sampah.
Lalu saya pun membasahi badan dan rambut. Setelah itu otomatis saya cari-cari di manakah sabunnya? Ternyata tidak ada. Dinding di kamar mandi itu bersih dalam pengertian tidak ada apa-apanya sama sekali. Walhasil saya harus lari ke luar kamar mandi untuk mengambil sabun di wastafel. Kembali ada persoalan. Setelah sabun itu digunakan akan ditaruh di mana? Sekali lagi saya lempar saja di pojok lantainya.
Lantai kamar mandi ini juga agak aneh. Di sekelilingnya ada parit kecil. Lalu di pojoknya ada lubang pembuangan yang tutupnya lepas. Tutup lubang itu juga terbuat dari keramik segi empat. Tidak apa-apa. Yang membuat saya tidak habis pikir mengapa digeletakkan begitu saja. Sekali lagi, barangkali ini memang masih uji coba.