Mendikbud Nadiem Makarim: Saya Tak Memiliki Visi Misi Sendiri, Tetapi..
"Kita harus mencari ilmu lagi, ini adalah budaya kerja keras atau profesionalisme. Itu dampaknya langsung kepada ekonomi, makanya produktivitas ekonomi kita sangat rendah. Pendidikan karakter itu sangat penting untuk mendorong kultur kerja keras dan profesionalisme," terangnya lagi.
Nadiem juga menyentil soal isu intoleransi. Negara kita yang begitu beragam, meningkat dan terlihat identity politic, kekurangan intoleransi yang terjadi di berbagai macam intansi.
Menurut dia, ini terjadi karena tidak ada perasaan identitas berbagi, identitas yang bersifat nasionalis dan juga untuk saling mengerti, rasa saling comparison antarsesama suku, agama, institusi dan lain-lain.
"Saya sebagai representatif milenial, ingin bilang sebenarnya konsep-konsep seperti pendidikan karakter ini sudah ada dan banyak yang baik. Tetapi yang ingin saya lakukan adalah ingin menerjemahkannya kepada suatu konten atau bahasa yang bisa dimengerti milenial. Pendidikan karakter itu tidak cukup dengan oh kita baca saja buku, kita masukkan saja dalam kurikulum, atau dijelaskan seorang pakar atau menteri itu tidak cukup," tegasnya.
Kata Nadiem, pendidikan karakter itu harus menjadi kegiatan. Harus dalam bentuk kegiatan. Kita tidak akan mungkin bisa belajar values ini kalau itu tidak dilakukan melalui kegiatan pendidikan karakter tersebut. Walaupun Kemendikbud itu menjaga mutu unit pendidikan tetapi kalau kita abaikan orang tua, masyarakat luas dan bila pendidikan karakter ini tidak terjadi secara luas, jangan harap bisa mencapai perubahan yang dinginkan.
"Jadi salah satu yang akan saya canangkan adalah bagaimana agar pendidikan karakter ini langsung kepada masyarakat dari konten-konten kekinian, spesifik agar masyarakat juga bisa mengerti apa itu moralitas, apa city civil society, akhlak dengan contoh nyata bukan filosofis. Ini yang akan kami coba lakukan," pungkasnya. (esy/jpnn)