Mengeluarkan Tisu, Ichsan Yasin Limpo Menyeka Air Matanya
"Gelar ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya," sebutnya dengan nada pelan, sembari menyeka air mata.
Keluarga, kerabat, serta sahabatnya juga dibuat menangis di Auditorium Prof Amiruddin Fakultas Kedokteran (FK) Unhas, Kamis, 8 Februari. Termasuk anaknya, Adnan Purichta Ichsan yang juga bupati Gowa.
Dia ingat pesan ayahnya, HM Yasin Limpo yang suatu ketika menyebutnya akan menjadi doktor dan bahkan profesor, kelak. "Saat itu saya masih kelas 2 SD, dia bilang begitu," katanya.
Sidang promosi doktor yang berlangsung mulai pukul 09.20 Wita hingga pukul 12.35 Wita menunjukkan diskusi yang menarik antara penguji dan promovendus atau kandidat doktor.
Apalagi, saat membahas polemik sistem pendidikan dasar. Berdiri selama tiga jam di hadapan penguji, Prof Dr Abdul Razak, Prof Dr A Pangerang Moenta, Prof Dr Irwansyah, dan Dr Anshori Ilyas, serta penguji eksternal, Dr Hamdan Zoelva.
Ko-Promotor, Prof Dr Farida Patittingi, Prof Dr Aminuddin Ilmar, dan Promotor Prof Dr Syamsul Bachri. Masing-masing penguji memberikan sanggahan terkait judul disertasinya.
Penguji banyak mendiskusikan disertasi IYL, bahkan ada yang memuji keseriusan IYL dalam meneliti di tujuh negara seperti Finlandia, Jepang, Singapura, Korea Selatan, Belanda, Australia, dan Indonesia.
Saat Hamdan Zoelva melayangkan pertanyaan terkait perbandingan kebijakan pendidikan sejak Indonesia merdeka sampai sekarang, Ichsan menjawab, banyak hal yang perlu menjadi kajian untuk melakukan perubahan. Sistem pendidikan sekarang sudah benar, tetapi belum tepat.