Mengkritik Rekomendasi BMAD Ubin Keramik Asal China, Indef Tantang KADI Buktikan Kredibilitas Data
Sementara dari KADI sendiri penjualan dalam negeri malah meningkat sehingga anggapan merugikan industri dalam negeri dipertanyakan.
“Justru penjualan dari dalam negeri domestik di (dalam) analisis KADI ini justru malah meningkat. Nah, ini kan kami mempertanyakan juga gitu ya apakah memang sebetulnya BMAD itu tepat atau tidak?,” tanyanya.
Andry menyampaikan dari segi penyerapan tenaga kerja, Harga Pokok Penjualan (HPP), investasi yang masuk juga tercatat mengalami peningkatan, ini menjadi pertanyaan yang besar bagi masyarakat apakah KADI tepat merekomendasikan BMAD sebesar itu.
“Tidak hanya itu dari segi produksi dan segi tenaga kerja ada peningkatan tenaga kerja di sana, ada dari segi HPP, dari segi investasi itu cukup meningkat. Nah, ini kan publik juga mempertanyakan apakah memang tepat begitu diberikan,” katanya.
“Saya juga mengkritik terhadap KADI itu sendiri bahwa jika memang harus dikenakan BMAD tolong analisis dari hasil yang disampaikan ini seharusnya bisa memberikan justifikasi yang kuat,” tambahnya.
Andry khawatir jika tuduhan dumping itu tidak terbukti akan menjadi blunder bagi perdagangan dalam negeri. Pasalnya, nilai ekspor Indonesia ke China juga cukup besar.
China, kata Andry, bisa melakukan retaliasi produk-produk Indonesia atau dikenakan tarif balasan.
“Kita memang sebetulnya ada beberapa perjanjian juga perdagangan dan juga kita tahu juga bahwa kita melakukan ekspor yang tidak sedikit begitu ke China yang kami takutkan adalah kalau memang praktik-praktik dumping ini memang sebetulnya tidak terbukti dan juga mungkin ada gugatan dari China terhadap hasil KADI ini,” ungkapnya.