Menlu Retno Sebut Bio Farma Berpotensi Jadi Produsen Vaksin COVID-19 Dunia
Retno memastikan Indonesia akan memperoleh 20 juta sampai 30 juta dosis vaksin COVID-19 pada 2020 dan 290 juta-340 juta dosis vaksin pada 2021.
“Sumber vaksin berasal dari Sinovac dan Sinopharm serta G42 dari UAE (Uni Emirat Arab, red). Selain itu Indonesia juga bekerja sama dengan Genexine dari Korea Selatan,” tambah dia.
Retno juga menyebut Indonesia saat ini masih menjajaki peluang dengan AstraZeneca dan Imperial College London terkait pembelian calon vaksin COVID-19, AZD1222.
Sementara itu, untuk kerja sama multilateral, Indonesia juga mendaftarkan diri pada kerangka kerja sama Fasilitas Akses Global Vaksin COVID-19 (COVAX), sebuah inisiatif global yang dipimpin oleh Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI), CEPI, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
COVAX merupakan kerja sama pembelian vaksin COVID-19 bersama yang salah satu tujuannya memastikan seluruh negara memiliki akses yang sama, setara, dan terjangkau saat anti virus SARS-CoV-2 itu telah tersedia untuk publik.
Setidaknya ada sembilan kandidat vaksin COVID-19 yang masih dievaluasi lewat kerja sama COVAX. Kandidat vaksin itu dibuat oleh sembilan perusahaan farmasi dan universitas dari berbagai negara, di antaranya Inovio (Amerika Serikat), Moderna (AS), CureVac (Jerman), Institut Pasteur/Merck/Themis, (Prancis/ AS /Austria), AstraZeneca/University of Oxford (Britania Raya dan Irlandia Utara), University of Hong Kong (China), Novavax (AS), Clover Biopharmaceuticals (China), dan University of Queensland/CSL (Australia). (ant/dil/jpnn)