Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Mentan Lepas Ekspor Benih Kangkung dan Jagung ke Tiongkok

Sabtu, 27 Oktober 2018 – 20:04 WIB
Mentan Lepas Ekspor Benih Kangkung dan Jagung ke Tiongkok - JPNN.COM
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Foto: Kementan

jpnn.com, KEDIRI - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman kembali mengeskpor sejumlah komoditas pertanian ke beberapa negara. Tak hanya mendorong ekspor komoditas siap konsumsi, Kementerian Pertanian (Kementan) juga mendorong benih, seperti yang diberangkatkan dari Kediri pada Sabtu (27/10), yakni benih kangkung, benih jagung manis, dan benih semangka.

"Kami bangga, karena petani Indonesia mampu menghasilkan bibit unggul, bahkan telah ekspor. Ekspor pertanian mengindikasikan bahwa produk pertanian kita sudah bisa memenuhi kebutuhan nasional, dan tentunya berdaya saing," ujar Amran saat melepas ekspor tersebut.

Ekspor benih kangkung yang diberangkatkan ke Tiongkok mencapai sebanyak 140 ton, dengan jenis varietas antara lain waterconvolvulus  A 009, KKP-01, dan KKP-09. 

Sementara benih jagung manis jenis 1351 dikirim ke pasar Hongkong sebanyak 60 ton. Benih semangka diekspor sebanyak 100 kg.

Pada kesempatan yang sama, Amran juga melepas sebanyak 2.200 ton kacang hijau hasil produksi petani Jawa Tengah. Ekspor kacang hijau telah rutin dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pasar China dan Philipina. 

Ketiga komoditas benih yang diekspor tersebut merupakan hasil produksi oleh PT. Agri Makmur Pertiwi. Sementara kacang hijau yang diekspor diperoduksi oleh dua perusahaan, yakni PT. Sumber Roso Agromakmur, dan PT. Exindokarsa Agung.

Presiden Direktur PT. Agri Makmur Pertiwi Junaidi Sungkono menyatakan bahwa banyak tantangan dalam mengekspor benih, namun Indonesia terbukti mampu bersaing. Tantangan utamanya adalah cita rasa harus menyesuikan dengan standar masyarakat di sana, begitu juga dengan kesesuaian iklim negara tujuan.

"Tantangan penting lain adalah inovasi varietas yang cepat berkembang. Kalau di Indonesia varietas bisa digunakan puluhan tahun, di luar negeri riset bisa menghasilkan tren penggunaan varietas baru bisa setiap dua tahun dan menggantikan yang lama," papar Junaidi.

Kami bangga, karena petani Indonesia mampu menghasilkan bibit unggul, bahkan telah ekspor.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News