Nana Begitu Dibela Anak Autisnya
Oleh Dahlan IskanAwal tahun tadi Nana menemui saya lagi. Sudah begitu lama tidak ada berita. Rasanya Nana tidak bertambah umurnya. Tatapan matanya tetap tajam cendekia. Jilbabnya kian bagus modelnya.
Masih tetap menjanda. Dengan dua anak yang sudah mulai beranjak dewasa. Saya belum pernah melihat anaknya itu. Baik yang autis maupun adiknya.
Tentu saya langsung menanyakan ini: bagaimana perkembangan susu bubuk autisnya. Nana tidak segera menjawab. Wajahnya menunduk. Matanya sembab.
Saya tahu apa yang terjadi di balik kesedihannya itu. Nana menghentikan usahanya.
Mengapa?
Beberapa usaha makanan temannya digerebek. Tidak punya izin. Ilegal. Jadi perkara. Jadi pemberitaan media.
Nana tidak mau usahanya digerebek seperti itu. Nana pilih menghentikannya. Kepada pelanggannya Nana beralasan: lagi melakukan perbaikan alat-alat produksi.
Nana tahu itu bohong. Tapi dia ingin menyelamatkan resep rahasianya. Untuk masa depannya.