New Normal Momentum Bagi Dunia Konstruksi Menuju Era Society 5.0
Society 5.0 menawarkan masyarakat ekonomi yang berpusat pada manusia, yang membuat seimbang antara kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial melalui sistem yang sangat menghubungkan antara dunia maya dan dunia nyata.
Nah, LE memandang bahwa new normal dapat dijadikan momentum pengejawantahan konsep society 5.0 tersebut, utamanya pada iklim infrastruktur di Indonesia.
"Mengapa? Karena infrastrukturlah yang paling memungkinkan untuk memadukan SDM dengan teknologi 4.0," ujar ketua Dewan Pakar Indonesia Maju Institut (IMI) ini.
Dia menjelaskan bahwa pemanfaatan teknologi informasi pada bidang infrastruktur di era new normal ini seharusnya tidak hanya dalam kegiatan internal perkantoran, tetapi juga dalam pengelolaan pekerjaan infrastruktur, seperti digitalisasi pengelolaan jalan tol guna meminimalisir pertemuan tatap muka.
Kemudian absensi secara online dengan menggunakan aplikasi, tanda tangan dokumen secara digital, menghentikan sementara sistem top-up tunai, hingga pengembangan layanan self-update check balance saldo uang elektronik di gerbang tol dan fasilitas layanan top-up mobile di seluruh cabang tol.
Lalu, proses lelang pengadaan barang dan jasa untuk proyek-proyek infrastruktur sudah seharusnya 100 persen melalui E-Procurement yang sebelumnya telah dicanangkan Presiden Jokowi.
“Dengan cara ini, diharapkan akan mempercepat proses pengadaan barang dan jasa, efektif dan efisien dalam mempercepat rencana kerja infrastruktur nasional," jelasnya.
Berikutnya administrasi secara paperless. Sejalan dengan berjalannya e-procurement 100 persen, maka untuk menopang efektifitas proses ini, administrasi proyek juga sudah mulai dilakukan secara online dan paperless.
Terobosan lainnya di dunia konstruksi adalah pelibatan tenaga kerja tidak langsung, melalui pengembangan precest yang diproduksi oleh UMKM binaan BUMN kekaryaan maupun kementrian PUPR.