Nilai UTBK SBMPTN 2019 Tunggu 10 Hari
Nasir juga menyampaikan lokasi tes tidak dijadikan landasan diterima atau tidaknya pendaftar SBMPTN. Pandangan calon mahasiswa harus mengambil tes di perguruan tinggi yang ingin dituju adalah pandangan yang salah.
"Tempat tes semua sama, yang penting hasil nilainya nanti nilai yang tertinggi. Inilah yang digunakan untuk mendaftar, jadi jangan khawatir pada rakyat Indonesia yang mereka tes di daerah masing-masing. Katakan dari Maluku, dari Papua, kemudian dia akan ambil di Universitas Indonesia, silakan. Apakah nanti ada bedanya yang tes di Papua sama yang di Jakarta? Semua lokasinya sama," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Ravik Karsidi menyatakan pelaksanaan UTBK SBMPTN kali ini berbeda dengan SBMPTN tahun lalu, karena diselenggarakan tidak sekali serentak, melainkan beberapa kali. Namun, perlu ada upaya lebih untuk memastikan soal UTBK tidak disebarluaskan.
"Kalau dulu model berbasis kertas, berbasis cetak ini gampang sekali (disebarluaskan). Ini soalnya kami sudah punya berpuluh-puluh set yang sudah disiapkan. Dalam satu ruangan itu, bahkan sebelahan tidak bisa saling jiplak-menjiplak. Ini sudah kami lakukan sedemikian rupa. Walaupun tidak sama, ini setara. Sistem kesetaraan ini kita pertanggungjawabkan secara ilmiah," ungkap Ravik.
Dalam UTBK SBMPTN kali ini, mahasiswa mendapat nilai terlebih dahulu untuk masing-masing sesi UTBK yang diambil. Terkait passing grade atau batas minimal untuk masuk ke masing-masing PTN, tahun ini belum dapat terlihat passing grade untuk masing-masing PTN.
Namun LTMPT akan memberikan data statistik yang dapat digunakan mahasiswa untuk menentukan PTN yang dapat diambil.
"Karena tahun ini baru kali pertama sehingga belum ada gambaran (passing grade). Tahun yang akan datang, akan terlihat, misalkan 600 atau 700 itu bisa masuk ke Fakultas Kedokteran UI. Sekarang ini yang kami bisa bantu ke masyarakat adalah 24 kali tes, setiap sesi, setiap kali tes, akan kami informasikan ke yang bersangkutan pasti pegang nilai. Namun, kami bantu juga nilai maksimum berapa, minimum berapa, rata-rata berapa dalam satu sesi itu, sehingga dari situ terakumulasi sampai ke-24 kali," ungkap Ketua Pelaksana Eksekutif LTMPT Budi Prasetyo Widyobroto. (esy/jpnn)