Oknum PNS Ngamuk, 10 Kaca di Dua SD Pecah
jpnn.com - SORONG - SD Inpres 24 Klademak, Sorong, Papua Barat, Jumat (18/3) siang kemarin heboh. Seorang oknum PNS berinisial FH mengamuk. Kaca sekolah dia pecahkan dengan menggunakan balok.
Diduga pelaku tak terima melihat anaknya, NH mengalami memar setelah berkelahi dengan teman sekolahnya. Akibat aksi oknum PNS ini, seorang guru yang tengah mengajar, Rahma, terkena pecahan kaca di bagian wajah hingga terluka. Beruntung, pecahan kaca tak mengenai siswa yang berada dalam ruangan bersama Rahma.
“Untung tidak ada anak-anak yang kena kaca, tapi yang pasti mereka trauma. Karena tiba-tiba, trus pakai kayu balok jadi suara keras sekali, baru mereka ada belajar,”terang Kepala Sekolah SD Inpres 24, Oktovina Kambu, seperti dikutip dari Radar Sorong, Sabtu (19/3).
Menurut salah seorang siswi, Silva, kejadian bermula sekitar pukul 09.45 WIT. Saat itu anak FH, NH (11) berkelahi dengan temannya. Lalu, NH sempat dicekik hingga lehernya memerah. Sekitar pukul 10.00 WIT, NH pulang melapor kejadian tersebut pada sang ayah, FH. “Kami juga lihat pas mereka bakalai (berkelahi). Anaknya itu sekolah di SD Negeri 23, tapi bapaknya mengamuk di SD Inpres 24,” kata Silva.
Hingga sekitar pukul 10.15 WIT, FH mendatangi sekolah dengan membawa balok dan langsung menghantam kaca jendela ruang kepala sekolah SD Inpres 24, ruang guru yang tengah digunakan untuk ruang belajar agama.
Lalu FH juga memecahkan kaca jendela ruang kepala sekolah SD Negeri 23 yang berada di satu lahan dengan SD Inpres 24. Akibat hantaman kaca, seorang guru yang tengah mengajar terkena pecahan kaca di bagian wajah. “Habis pukul kaca semua, dia pukul satu orang guru olahraga. Trus dia pergi dengan bawa balok itu,” sambung kepsek, Oktovina.
Dari Oktovina diketahui, FH adalah seorang PNS. FH sempat memalang sekolah dan meminta ganti rugi. Akibatnya sekolah pun diliburkan. Dan kini FH kembali berulah dengan membuat keributan hingga memecahkan kaca sekolah.
“Sebagai PNS, dia harusnya tidak boleh begitu, ini masalah anak-anak. Dia juga tamatan di sini, anak-anaknya juga tamatan di sini semua. Tidak tahu kenapa dia begitu,” keluh Oktovina.