Oligarki Musuh Bersama
Oleh: Lukman Hakim, Wakil Ketua Umum Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA)Sebanyak 24 persen responden termiskin menilai pendapatannya jauh menurun. Sebaliknya, 56 persen responden dari golongan terkaya merasa pendapatannya makin meningkat.
Hasil survei ini selaras dengan fakta yang dilaporkan Credit Suisse (2020) yaitu adanya peningkatan orang kaya selama pandemi sebesar 61,69 persen (171.740) dan orang super kaya sebanyak 417 orang atau naik 22,29 persen dari tahun 2019 serta peningkatan kakayaan para pejabat, menteri hingga presiden.
Kehidupan ekonomi-politik Indonesia benar-benar tengah dicengkram kaum cukong, oligarki.
Musuh Bersama dan Solusi Bersama
Pemahaman bahwa oligarki merupakan problem pokok bangsa Indonesia saat ini makin meluas, dari mulai di kalangan pengamat, akademisi, aktivis gerakan hingga di sebagian masyarakat. Kesadaran ini tak boleh berhenti pada diskusi kalangan terbatas semata, tetapi harus terus-menerus didengungkan di ruang-ruang publik dan di akar rumput.
Identifikasi oligarki sebagai problem pokok harus ditingkatkan menjadi kesadaran anti-oligarki kemudian menjadikan oligarki sebagai musuh bersama.
Mengidentifikasikan oligarki sebagai musuh bersama menjadi penting bagi rakyat Indonesia agar tak mudah dicekoki oleh propaganda manis oligarki. Dengan menempatkan oligarki sebagai musuh bersama, maka gerakan --meminjam bahasa Prof. Dr. Azyumardi Azra, mengadang oligarki dapat dibangkitkan.
Dalam sebuah forum Dr. Ujang Komarudin dari Universitas Al Azhar Indonesia menyerukan bahwa oligarki bukan hanya harus dilawan namun harus dihancurkan. Maka, dibutuhkan gerakan terstruktur dan sistematis dan melibatkan semua elemen yang anti-oligarki.